Yoga dan Meditasi dari Sebuah Novel
Baru-baru ini saya mencoba membaca kembali buku² lama saya. Ada yang bilang itu baik buat kesehatan tulang dan gigi (ngawur!). Salah satu buku yang saya baca kembali adalah “Cinta Tak Pernah Tepat Waktu” karya Phutut EA. Novel terbitan tahun 2005 ini menurut saya unik karena menghadirkan sisi galau dari sesuatu yang bernama cinta tanpa membuat pembaca ikut merasakan galau. Nah loh, bingung kan? Sama, saya juga bingung nulisnya gimana. Instead of merasa galau, saya malah mendapatkan nuansa kelam ketika membaca novel ini. Pokoknya serasa membaca cerita horror favorit saya. Loh kok? Kok malah ngebahas novelnya? Ok STOP! Kembali ke judul.
Di bagian akhir novel ini, tepatnya halaman 265-268, terdapat yaaaaa sebut saja quote, kutipan, atau mungkin sedikit wejangan lebih tepatnya mengenai yoga dan meditasi. Bukan, bukan Yoga tetangga sebelah atau anak Pak RW, tapi yoga yang ini niiiii. Yang masih awam mengenai yoga dan meditasi tolong jangan tanya saya karena saya juga masih belum tahu apa². Saya nulis ini juga maksudnya sebagai reminder aja kalau suatu saat saya berkesempatan untuk berlatih Yoga dan Meditasi. OK?! Langsung aja ke TKP kalo gituh pake ha.
Eits! Tunggu dulu!
Catatan Kecil Dulu
FYI (For Your Information) aja, sang tokoh utama dalam novel tersebut menerima wejangan² ini dari tokoh yang bernama Tante Wijang (untuk wejangan meditasi) dan Om Rekso (bagian wejangan yoga). Mereka berdua adalah tokoh yang sudah rutin melakukan meditasi dan yoga. Dan saya yakin kalau novel ini diangkat dari kisah nyata. Kalau tidak percaya silakan tanya sendiri ke pengarangnya :p.
Yoga
“Kunci berlatih yoga adalah teratur. Jangan pernah memaksa diri untuk melakukan gerakan² yang sulit. Sesuaikan saja dengan kemampuan tubuh kita masing². Lambat laun semua akan bisa dilakukan dengan baik jika kita mau berlatih secara teratur…”
“Setiap gerakan di yoga biasanya dipadukan dengan napas. Atau biasa disebut juga dengan pernapasan. Jangan lupa, beri kesempatan istirahat dalam setiap pergantian gerakan…”
“Berlatihlah dengan teratur. Terserah, bisa sehari sekali, bisa dua hari sekali, bisa tiga hari sekali, yang penting teratur. Nanti kalau sudah lama berlatih, biasanya tubuh kita akan tahu kapan saatnya yang tepat untuk melakukan yoga…”
“Usahakan perut belum terisi kalau akan melakukan senam yoga…”
“Jangan lupa melakukan gerakan pemanasan sebelum senam yoga…”
Meditasi
“Kunci meditasi adalah keteguhan. Pertama, pasti kamu butuh waktu untuk bisa diam. Selalu ada saja gangguannya, mulai dari rasa gatal, ludah yang gampang terkumpul di mulut, suara nyamuk atau suara apapun tiba² gampang mengganggumu, juga bagian² tubuhmu seperti gampang sekali kesemutan. Tapi bertahanlah. Dan jangan tegang. Ikuti napasmu. Saat masuk… saat keluar…. Dan pasti pikiranmu akan mengganggu dengan loncatan² liarnya. Jangan hadang. Biarkan saja. Lalu lambat laun kamu tarik kembali kesadaranmu untuk terus mengikuti masuk dan keluarnya napas… begitu seterusnya…”
“Siapakah kamu itu? Bagaimanakah mengenali dirimu sendiri? Cara yang paling mudah untuk mengenali dirimu adalah lewat napasmu. Kamu setiap saat bernapas, bahkan saat kamu tidur pun kamu bernapas. Tapi pernahkah kamu memperhatikan napasmu? Hal yang setiap saat kamu kerjakan tetapi tidak pernah kamu perhatikan itu, betapa pentingnya. Tidak percaya? Mengapa saat kamu resah napasmu masuk dan keluar dengan cepat? Mengapa jika kamu menarik dalam² napasmu selama beberapa kali tiba² kamu merasa lebih nyaman?”
“Berlatihlah dengan teratur. Terserah, kapan waktu yang kamu rasa baik. Apakah pagi hari saat kamu bangun tidur atau malam hari saat kamu akan tidur. Juga terserah, apakah kamu akan melakukannya selama sepuluh menit, lima belas menit, atau bahkan setengah jam, yang penting teratur…”
“Usahakan perut dalam keadaan yang tidak kenyang dan tidak lapar saat kamu meditasi…”
“Jangan lupa pemanasan ringan sebelum meditasi…”
Sekian, Fellas… 😉